Rabu, 13 Oktober 2010

Manis Legit Es Krim Yoghurt

BAK lelehan salju, yogurt dingin perlahan-lahan keluar dari sebuah mesin di J.Co Donuts & Coffee, Mal Puri Indah, Jakarta Barat. Longan dan kiwi bertaburan di atasnya. Sabtu siang pekan lalu, Juliani, 23 tahun, sedang antre membeli makanan mirip ice cream tersebut. Tak lama, semangkuk yogurt sudah di tangan. "Saya sering membeli dan makan yogurt di sini," ujar karyawati sebuah perusahaan swasta ini kepada Tempo.

Juliani tak sendirian. Sejumlah pengunjung J.Co juga sedang menikmati yogurt. Di kafe milik pengusaha Johnny Andrean tersebut, susu fermentasi beku itu sudah menjadi penganan utama selain kopi dan donat. "Minum yogurt menjadi gaya hidup baru, sama seperti orang minum kopi," ujar Indriani Listia, Brand Manager J.Co.

Sejak dua tahun lalu, frozen yogurt yang dikemas mirip es krim telah menjadi makanan populer di Indonesia. Ada merek asing, ada pula merek lokal. Red Mango salah satu merek asing yang paling terkenal di Indonesia. Dengan sistem waralaba, Red Mango bertahan di Jakarta. Merek lokal tak kalah menarik. Sebut saja Sour Sally. Yogurt ini disajikan dengan topping buah segar dan makanan ringan lain, seperti almond, longan, stroberi, kiwi, dan wafer.

Di beberapa kota, terutama Jakarta, kedai penjual frozen yogurt terus menjamur, seperti Heavenly Blush, Orangeberry, Tutti Frutti, dan Smooch. J.Co Donuts juga mencium peluang bisnis manis ini. Gerai donat itu meluncurkan frozen yogurt bernama J.Cool dengan tiga ukuran: single topping dengan harga Rp 15 ribu, couple (dua topping) Rp 25 ribu, dan sharing (tiga topping) Rp 33.500. J.Co mengklaim produknya lebih murah dibanding merek lain. Semangkuk kecil satu topping Sour Sally, misalnya, Rp 22.500, ukuran medium dua topping Rp 33.500, dan ukuran besar tiga topping Rp 44.500. Red Mango menjual tiga macam ukuran dengan harga bervariasi, dari Rp 18 ribu sampai Rp 48 ribu.

Beberapa kedai frozen yogurt tak hanya menjualnya per mangkuk. Tutti Frutti dan Smooch menjual yogurt sesuai dengan timbangan, dengan harga Rp 160 per gram termasuk pajak. "Ditimbang, harganya akan lebih fair," kata Laurence Alifen, pemilik Smooch. "Konsumen membayar sesuai dengan yang mereka beli." Outlet Smooch terletak di Grand Indonesia dan Central Park, Jakarta. Persaingan bisnis ini cukup ketat. Dalam satu pusat belanja, bisa ada tujuh kedai menjual makanan ini.

Persaingan juga merambah ke dunia maya. Beberapa kedai berupaya menjaring konsumen melalui jejaring pertemanan Facebook dan Twitter, membuat klub fan, dan memberikan penawaran harga khusus untuk pengguna BlackBerry. Menurut Chief Executive Officer Red Mango Indonesia Agustino Karnadjaja, Red Mango Indonesia mempunyai 232 ribu fan di Facebook. J.Co mengumpulkan 100 ribu fan di jejaring yang sama. Smooch akan meluncurkan kartu anggota bulan ini.

Beberapa merek melakukan inovasi produk untuk memikat konsumen. "Tiap tiga bulan, kami memperkenalkan produk dan rasa baru," kata Agustino. Misalnya Yogurt Latte, paduan antara frozen yogurt dan jus dengan tiga macam rasa: mangga, stroberi, dan mixberry. Awal bulan ini, Red Mango meluncurkan rasa blackberry twist di Bandung. Di negeri asalnya, Amerika Serikat, Red Mango punya 200 rasa. Tapi, di Indonesia, baru empat rasa dikeluarkan. Smooch pun punya menu andalan Mixology 101, yang terdiri atas enam rasa campuran: plain, mojito, blackcurrant, apel hijau, mangga, dan acai berry.

Penjualan produk ini juga dilakukan lewat gerobak atau stan mini. Di lantai dasar Plaza Blok M, Jakarta, sudah ada empat penjual yang memakai gerobak. Tentu saja ini menjadi peluang baru bagi pengusaha kecil-menengah. Modal usaha untuk memproduksi frozen yogurt tak terlalu besar, hanya sekitar Rp 26 juta. Biaya yang besar hanya di awal, untuk menyediakan mesin pembuat yogurt senilai Rp 17 juta buatan Cina. Adapun ongkos operasionalnya sekitar Rp 8 juta per bulan. Dengan harga jual Rp 10-15 ribu per mangkuk, omzet bisnis ini bisa mencapai Rp 10,8 juta sebulan atau Rp 129,6 juta setahun. Itu berarti dalam setahun sudah untung. Siapa berminat?


Sumber : Nieke Indrietta - majalah.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar