AMSTERDAM (Berita SuaraMedia) – Taner Tabak (35) telah berusaha  memperoleh sertifikat Wine  putih halal selama dua tahun, dan kini ia telah berhasil.  "Kevserhelalwine" miliknya lolos tes dan mendapat sertifikat halal dari  Kontrol Kualitas Halal (Halal Quality Control – HQC).
Pencarian  Tabak akan anggur dengan kadar alkohol 0% dilakukan atas permintaan  kaum Muslim. Pada pertemuan setiap hari Jumat, mereka tidak dapat minum  bersama kolega dan teman-teman dan sebuah "Wine halal" dapat menjadi  solusi bagi persoalan itu.
Tabak mempelajari proses  pembuatan Wine bebas alkohol. Melalui sebuah proses teknis baru, yang  membuatnya mendapatkan hak paten, Tabak, bekerjasama dengan sebuah  perusahaan Jerman, berhasil membuat Wine bebas alkohol. Tabak mengatakan  memang telah ada minuman Wine yang dikatakan bebas alkohol, namun  mereka tidak lolos tes halal HQC karena masih mengandung sedikit  alkohol.
HQC memiliki banyak syarat sebelum mereka  memberikan sebuah sertifikat pada suatu produk. Sebuah permintaan  tambahan untuk memperoleh sertifikat contohnya adalah peraturan  higienis. Mereka mengerjakannya di bawah konsultasi  dengan HQC. Tabak  mengatakan, "Wine halal tidak dibuat begitu saja!"
Kelompok  sasaran Tabak bukan hanya kaum Muslim, melainkan lebih luas lagi. "Yang  juga menjadi sasaran saya adalah para wanita hamil, mereka yang terkena  diabetes, mereka yang harus menyetir setelah menghadiri sebuah pesta  dan karena itu tidak bisa minum alkohol dan sebagainya."
Di  antara koleksi Tabak adalah Wine merah, putih, dan mawar, juga Wine  yang berat. Ia yakin akan kelezatan rasa Wine nya dan baru-baru ini  menantang seorang ahli Wine Nicolaas Klei untuk datang dan mencicipi  anggurnya.
Nama kevser merujuk pada sebuah surat di Al  Quran, jelas Tabak. Surat itu berbicara tentang Wine halal.
Tabak  tidak khawatir akan penjualan Wine - nya. Negara-negara seperti  Malaysia, Azerbaijan, Dubai, dan bahkan Arab Saudi telah menunjukkan  ketertarikannya, ujar Tabak dengan antusias.
Tabak  menjual Kevserhelalwine melalui perusahaan miliknya, Talay Wine Company,  dengan harga rata-rata 6-7 euro (Rp. 90.000 – 100.000).
"Kami  telah mengubah yang haram menjadi halal. Wine yang berasa seperti Wine  tapi benar-benar bebas alkohol, dan kami memproduksinya," ujar Tabak.
Wine  halal buatan Tabak bukan satu-satunya minuman beralkohol yang tidak  mengandung alkohol. Tahun lalu, di Perancis diproduksi Chamalal,  sampanye halal. Seperti sampanye pada umumnya, minuman ini juga terbuat  dari Wine dan bergelembung, namun bebas alkohol.
Diluncurkan  pada bulan September, tepat menjelang bulan suci Ramadhan tahun 2008,  Chamala terbukti berhasil diterima di negara asal sampanye itu. Tidak  ada satu acara pun yang akan lengkap tanpa kehadirannya.
Versi  halal gelembung sampanye ini dijual dengan harga sekitar 60 euro (Rp.  900.000) per botol di beberapa restoran, namun jauh lebih murah jika  membelinya di supermarket.
Penemu Chamalal, Rachid  Gacem, mengatakan bahwa ia melihat adanya celah dalam pasar minuman  beralkohol.
"Ketika saya datang ke pesta dan semua  orang meminum alkohol, seperti sampanye, mereka seringkali menanyakan  apakah saya mau minum satu gelas. Tapi kami (Muslim) tidak minum  alkohol. Karena saya ingin menjadi bagian dari pesta, saya ingin meminum  sesuatu yang seperti sampanye, tapi bukan sampanye."
Menanggapi  minuman tersebut, tak semua Muslim lantas setuju. Beberapa di antara  pemeluk Islam mempertanyakan bahkan meragukan kandungan isi Cham'alal.  Seperti komentar-komentar di situs berita online yang menulis  tentang  peluncuran Cham'alal, yang salah satunya berbunyi, "Apakah itu  benar-benar minuman Wine berkarbonasi?". (rin/iie/itn/fw/rpk/at) Dikutip  oleh www.suaramedia.com
Sumber : suaramedia.com
Lihat  juga:
Sate
Soto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar